Inovasi Pembelajaran Bulutangkis dengan Teknologi Virtual Reality di SD Negeri 168 Pekanbaru

Pekanbaru – Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan jasmani, tim pengabdian kepada masyarakat dari Universitas Islam Riau telah berhasil memperkenalkan inovasi pembelajaran bulutangkis berbasis teknologi Virtual Reality (VR) di SD Negeri 168 Pekanbaru. Kegiatan ini berlangsung pada 23 November 2024 dan melibatkan 25 siswa kelas 5 sebagai peserta utama.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat, keterampilan, dan pemahaman siswa terhadap olahraga bulutangkis melalui pendekatan pembelajaran modern. Program ini dimulai dengan pengenalan teknologi VR yang memungkinkan siswa merasakan pengalaman belajar yang interaktif dan imersif. Selain memperkenalkan teknik dasar bulutangkis, teknologi ini juga membantu siswa memahami konsep ruang dan gerakan secara intuitif.

Dalam rangkaian kegiatan ini, para siswa diajak mengikuti sesi pre-test untuk mengukur tingkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap awal mereka terhadap bulutangkis. Selanjutnya, mereka diberi pelatihan menggunakan perangkat VR, seperti headset dan kontroler, untuk mempraktikkan teknik-teknik dasar seperti servis, pukulan forehand, dan pergerakan kaki. Setelah pelatihan, siswa mengikuti sesi post-test untuk mengevaluasi dampak pembelajaran berbasis teknologi tersebut.

Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif siswa. Rata-rata nilai pengetahuan siswa meningkat dari 5,2 menjadi 8,7, sementara keterampilan psikomotorik meningkat dari 13,8 menjadi 21,4. Motivasi dan minat siswa terhadap pembelajaran bulutangkis juga terlihat meningkat, dengan rata-rata skor sikap afektif yang naik dari 17,4 menjadi 23,1.

Kegiatan ini merupakan salah satu wujud nyata dukungan terhadap program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), sekaligus menjadi langkah penting dalam memanfaatkan teknologi modern untuk meningkatkan kualitas pendidikan olahraga.

Namun demikian, keberhasilan program ini tidak terlepas dari tantangan, seperti kebutuhan pelatihan bagi guru dalam mengoperasikan teknologi VR dan keterbatasan fasilitas penunjang di sekolah. Untuk itu, tim pengabdian merekomendasikan pelatihan lanjutan dan investasi fasilitas agar inovasi ini dapat terus berlanjut dan diadopsi secara lebih luas di sekolah-sekolah lain.

Kegiatan ini tidak hanya membawa perubahan positif bagi siswa, tetapi juga membuka peluang kolaborasi lebih lanjut antara institusi pendidikan tinggi dan sekolah dasar dalam mengintegrasikan teknologi modern dalam sistem pembelajaran abad ke-21.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *